...jangan - jangan kau menfatwakan hal itu
...jangan - jangan bertaklid pada ustadzmu
...ku akan selalu ingatkan tuk kembali pada qur'an
...hu...hu...hu...
jangan ketawa ! karena saya bukan musisi ataupun komposer lagu yang hebat; bahkan menyanyi-pun saya nggak bisa...; Jadi ceitanya begini kawan, seperti yang kau ketahui bahwa para 'pengaku sebagai penghuni' Majelis Kerohanian Islam-yang mulia adalah orang - orang yang sudah saya ceritakan di posting - posting saya sebelumnya MENGATAKAN seperti judul di atas...
bagaimana pendapat al qur'an dan hadits serta pemikiran Salafussholeh ?
1.Dalam sebuah diskusi dengan kawan saya, beliau mengatakan seperti ini : " akh, kita tahu bersama bahwa hukum yang berlaku di Indonesia ini adalah hukum yang menjerumuskan kepada keKafiran, keFasikan dan keDholiman, seperti yang allah firmankan pada Surah Al Ma'idah ayat 45 - 47... ; tetapi dalam hal ini, yang kita lihat saat ini adalah keadaan Dharurot [alias DARURAT kalo nggak tau] dan kita tidak bisa langsung meneriakkan, " Tegakkan keKhalifahan" ataupun berbicara pelan, "Ayo kita dakwah pelan - pelan aja, jangan ikut politik yang resikonya besar..." ; Maka, kita harus dapat memperhatikan situasi . Dan bila kita memperhatikan situasi saat ini, maka kita hanya akan melihat KeMudhorotan atau "keburukan" di mana - mana & di sisi manapun. Maka lagi, kita tidak bisa diam saja. Coba kita analisis dan perhatikan, JIKA saudara - saudara kita yang sekarang terjun ke dunia politik itu DAHULU tidak memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Bagaimana jadinya ? Perda - perda Syari'at yang merupakan usaha dari mereka cukup berguna untuk "yanhauna 'anil mungkar" ! Mereka ikhlas dan jujur untuk terjun ke dunia politik semata - mata karena ingin memperbaiki kondisi bangsa, ummat dan tanah air kita... ! BERBEDA, jika kita melihat orang - orang yang mengaku Islam, tapi ternyata cuma KTP-doang... ! Kita ambil sisi positifnya ; OLEH KARENA ITU, melihat, memperhatikan, memikirkan dan menimbang dengan AL QUR'AN & HADITS, maka kita pilihlah YANG PALING SEDIKIT keMudhorotan-nya ! kita pilih mereka yang bernaung di bawah sarana dakwah baru [red-partai] yang memang memperjuangkan ummat, memperhatikan kondisi islam... [ ini bukan kampanye... ]
2. Mengenai contoh perbandingan atau analogi dari orang - orang "salafy' bahwa dahulu Rasululllah Muhammad Sallallahu 'alaihi wa Salam pernah ditawari pucuk kepemimpinan suku Quraisy dan kekuasaan seluruh Jazirah Arab, maka beliau menolaknya. Itu hal yang BERBEDA, TIDAK TEPAT dan LUCU. [ aku nggak ngomong BODOH luwh... ].
- mengapa Rasulullah saat itu menolak tawaran orang - orang kafir ? karena tawaran tersebut adalah beliau MENDAPATKAN pucuk pimpinan TETAPI harus meninggalkan dakwah yang diamanahkan Allah ! Ya jelas nggak mau ; Apalagi sistem politik atau pemerintahan yang dianut oleh kaum Jahiliyyah saat itu jelas - jelas sistem keKafiran, ditambah lagi HARUS meniggalkan DAKWAH yang sudah dirintis dan diperjuangkan. Makanya Rasul bersabda : " mbok matahari delehen nang tangan tengen-ku karo rembulan nang tangan kiwo-ku, aku ra bakal ninggalake dakwah iki ", [ apalagi cuma secuil Jazirah Arab ].....
- BERBEDA jika dibandingkan dengan tawaran berpolitik di negara ini [ red-Indonesia]. karena sembari berpolitik dan memperjuangkan hukum allah, kita masih bisa dan HARUS berdakwah dengan cara - cara yang telah diajarkan rasul. Tidak menutup kemungkinan berdakwah dengan pendekatan yang berbeda asalkan tidak menyalahi dan melanggar serta menentang AL QUR'AN dan HADITS.... ; Pertimbangan lain adalah, masih terbuka kemungkinan untuk menegakkan intisari Syari'at Islam di Indonesia tercinta ini...
posting ini diketik pada saat I'tikaf... Baca Selengkapnya......