Spiga

Kritik dan Seni


Sebenarnya ini adalah cerita yang sudah lama saya dengar dari ayah saya, sekitar satu tahun yang lalu. Cerita mengenai seorang Raja yang cacat mata kanannya dan tiga orang pelukis kerajaannya yang menggambarkan penguasa dan para pengkritiknya.

Cerita dimulai saat sang raja yang cacat mata kanannya ini berkunjung ke negeri tetangga, di negeri tetangga tersebut sang raja melihat sebuah lukisan diri raja negeri tetangga tersebut yang diletakkan dan dipajang di atas singgasananya. Sangat indah dan berwibawa, begitu pikir sang raja saat sedang dalam perjalanan pulang ke negerinya setelah seharian berkunjung ke negeri tetangga tersebut.

Sesampainya di kerajaannya, ia berfikir seandainya ia juga memiliki lukisan dirinya yang dipajang di atas singgasanya maka akan bertambah wibawanya. Singkat cerita, dipanggilnya Wazir kerajaan untuk mendengarkan segala usulannya mengenai kerajaan termasuk mengenai lukisan dirinya tersebut. Sang wazir yang mengetahui hal tersebut, segera memberikan usul untuk mengadakan pencarian para pelukis terbaik di wilayah kerajaan, maka disetujui usul tersebut oleh raja.Dalam tiga hari, wazir mendapatkan tiga pelukis terbaik di kerajaan tersebut. Kemudian oleh raja, mereka bertiga diperintahkan untuk melukis diri sang raja termasuk menentukan pose yang akan diperagakan oleh raja.


Pelukis pertama yang sudah berpengalaman mendapat jatah urutan yang pertama untuk melukis diri raja. Ia menentukan pose yang diperagakan raja, yaitu duduk di singgasanya dengan tubuh yang tegak dan menatap tajam ke depan. Kemudian, setelah beberapa jam lukisannya selesai. Ia melukis sosok seorang raja yang duduk di singgasanaya dan menatap ke depan dan memperlihatkan secara jelas mata kanan raja yang cacat tersebut. Raja yang mengetahui hal tersebut tentu murka dan marah besar. Si pelukis dianggap menghina raja, maka diperintahkannya kepada para pengawal untuk menghukum mati si pelukis. Tamat sudah riwayat si pelukis pertama hanya karena ia tidak berfikir ke depan.

Kemudian, hari berikutnya pelukis kedua mendapatkan jatahnya untuk melukis sang raja. Ia mendapat pelajaran dari apa yang dilakukan oleh pelukis pertama yang dihukum mati kemarin. Ia berfikir, "Seandainya aku melukis raja dalam keadaan yang sebenarnya maka aku juga akan dihukum mati. Jadi, aku akan menggambarnya dengan bentuk sesempurna mungkin". Maka dalam beberapa jam, jadilah lukisan sang raja yang memperlihatkan sosok seorang raja yang gagah perkasa dengan fisik yang besar dan kuat serta mata yang sempurna. Setelah raja melihat lukisan tersebut, ia bertambah murka karena pelukis kedua ini dianggapnya berbohong dan mengejek raja dengan memperlihatkan sesuatu yang mengada - ada, maka dihukum mati pula si pelukis kedua.

Malam harinya, pelukis ketiga yang mendengar kabar mengenai kedua pelukis lainnya tidak bisa tidur. Ia terus - menerus berfikir bagaimana ia dapat melukis sang raja dengan sebaik - baiknya dan tidak menimubulkan kemurkaan sang raja. Pada pagi harinya, ia dipanggil raja untuk melaksanakan tugasnya yang sudah gagal dilaksanakan oleh para pelukis sebelumnya, melukis diri raja. Saat memasuki gerbang istana, ia melihat seorang pengawal raja yang membawa busur panah dan sedang memperbaiki anak - anak panah di punggungnya. Maka, muncullah ide kreatif dalam dirinya. Ia menentukan pose yang akan diperagakan oleh sang raja. Yaitu, dengan memegang busur panah dan anak panahnya seolah - olah sang raja hendak membidik sesuatu dengan mata kanan tertutup. Sehingga cacat raja tidak terlihat. Berjalanlah skenarionya dan beberapa jam kemudian lukisannya telah jadi. Raja yang melihat lukisan tersebut sangat puas dan berterima kasih serta memberikan hadiah kepada si pelukis.

Setiap orang dapat melukis dengan baik, tetapi yang membedakan adalah bagaimana seni itu dapat bekerja dan menimbulkan perasaan yang nyaman dalam setiap perasaan orang. Diperlukan sebuah inovasi dan daya kreatif yang luar biasa.


tiyo avianto mengatakan...

memnag sih seni itu sebenarnya jauh lebih mahal dari pada uang sekalipun...setuju deh.....

Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.