Spiga

Pendidikan Dijual Bro...

Pendidikan Indonesia itu memang payah, begitulah yang saya pikirkan setelah Ummi ( Ibu saya ) menelepon dua jam yang lalu saat beliau mengambil rapot atau hasil belajar saya semester ganjil ini. Sebenarnya itu bukan karena nilai saya yang jelek ataupun jeblok, akan tetapi Ummi menelepon gara - gara ada masalah adminstrasi yang belum terselesaikan.

Ketika saya bertanya, apa yang belum dibayar di sekolah karena saya merasa benar - benar tidak pernah menyelewengkan uang SPP bulanan (hehehe...), beliau mengatakan "Uang Pembangunan". Ha ?! Saya tidak percaya akan semua ini, dulu waktu kelas satu saya dan teman - teman sudah di"mintai" Uang Pembangunan sebesar Rp 2.000.000,-...dan itu bukan jumlah yang kecil untuk Pendidikan, yang katanya di Indonesia ini anggarannya mencapai 20 % dari seluruh anggaran negara. Tetapi, sekarang malah ditambah lagi dan besarnya juga "nggak main - main" yaitu, Rp 250.000,-. Sebenarnya ini bukan masalah besarnya biayanya tetapi sudah melanggar logika saya, bukankah anggaran pendidikan di Indonesia itu 20% ? Mengapa semuanya tetap menjadi mahal begini dan begitu ? Saya masih tidak habis pikir, karena uang SPP per bulan saya sudah mencapai angka Rp 200.000,-. Bukan main mahalnya...

Lagi - lagi Kepala Sekolah mengatakan kalau ingin fasilitas sekolah ditambah, maka iurannya harus tetap jalan. Huh dasar, mau bagaimana lagi kalau Kepala Sekolahnya seperti ini. Begitu yang saya pikirkan saat berhadapan dengan Kepala Sekolah saya yang kebetulan orangnya cerdas dan smart serta supel.

Berjuta pertanyaan menggelantung di kepalaku. Masalahnya bukan itu pak, akan tetapi sebenarnya pos anggaran sekolah itu menuju kemana saja sih ? Mengapa perpustakaannya tetap kumal ? Katanya laboratoriumnya mau ditambah ? Katanya mau buat taman ? Kok malah yang dibuat cuma halaman yang disemen dan dicat hijau ? Dasar.

"Gila, gila bener ! Sekolah SMA saja musti ngeluarin duit jutaan rupiah. Yang nggak bisa bayar dianggap mengundurkan diri. Yang nyicil harus mengaku miskin dulu", begitu tutur salah seorang teman saya. Saya sadar bagaimana jengkelnya teman saya tersebut, pertanyaan yang sebenarnya hanyalah INI SEKOLAH APA JUALAN ?!


Saya jadi teringat buku Ngrasani SBY, karya Mas Erwan Widyarto yang baru saya baca tadi malam menjelang tidur. Di halaman 153 - 156, yang judulnya "Jualan Jadup". Bahwa, seorang pemimpin bermental bebek akan membawa anak buahnya menjadi bebek - bebek pula. Begitu pula, seorang pemimpin bertemperamen macan akan membuat anak buahnya menjadi macan yang menakutkan. Konon, kata - kata itulah yang sering diucapkan oleh Bung Karno, pemimpin besar revolusi bangsa kita. Bangsa Indonesia sudah dipimpin oleh banyak tokoh dan mungkin ada benarnya juga kata - kata tersebut, karena saat ini banyak yang menjadi pedagang di negeri kita. Semuanya serba diperdagangkan, bank - bank dijual, komunikasi dilego dan disitulah letak kebenarannya yaitu, refleksi dari yang di atas. Mungkin karena pemimpin di atas dari golongan pebisnis.

Ya, beginilah negeri pedagang. Mental - mental pedagang yang dibawa oleh para penjajah masih menancap kuat dan terpelihara. Kembali ke topik Pendidikan, bahwa sebenarnya negara kita ini sudah takluk oleh WTO ( World Trade Organization ). Mengapa ?! Karena Pendidikan di negeri kita ini sudah ditentukan sebagai Perdagangan Jasa. What ?!?!

Benar - benar luar biasa negara kita ini. Semuanya dijadikan komoditas perdagangan, bahkan bencana alam dan tsunami-pun digolongkan sebagai komoditas perdagangan. Memberi bantuan terkadang dengan pemikiran bagaimana dana bantuan tersebut bisa kembali, kepentingan politik, dll.

Owh, dasaar....



pejalanrasa mengatakan...

hha .memang menjengkelkan .
di sekolahku juga sama aja .
dulu dikasi form tentang dana sukarela, istilahnya si infaq pembangunan .
yaa, yg namanya infaq itu kan pasti sukarela, temen2ku juga ngisi angka nominalnya sesuai 'kemampuan' orang tua .eeh,lha ternyata qo dimarahin sama wali kelas suruh nulis angka nominal minimal Rp 500.000,00 !!
huuft, di mana kata2 infaq dan suka rela nya ??

dek siti mengatakan...

hohh~ btul ! apa lagi semenjak disahkannya UU BHP !!! ga trimaa~

Anonim mengatakan...

pendidikan dijual sudah bukan cerita baru, ditambah sistem2 aneh yg semakin membuka pintu kasir dengan program RSBI atau SBI IMERSI AKSEL dkk yg tidak membuka jalur standart semakin menguatkan image bahwa orang pintar haruslah kaya

Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.